Makalah konversi energi
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR
(PLTA)
Disusun sebagai salah satu tugas Mata
Kuliah Energi dan Konversi
Disusun oleh:
NAMA :
DIAN ANGGUN TRISNADI
NIM
: 0801375
JURUSAN : S-1
TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
JURUSAN PEDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN
KEJURUAN
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
2008
BAB I
LATAR BELAKANG MASALAH
Keadaan
Kelistrikan indonesi sekarang ini sangat memperhatinkan apalagi
sekarang ini sumber migas yang terdapat di Bumi kita sangat terbatas,
dan pada suatu saat akan habis, oleh karena itu berbagai penelitian
dilakukan para peneliti untuk menemukan sumber energi diluar migas,
sebagai sumber energi alternatif yang dapat dimanfaatkan sesuai
kebutuhannya. Indonesia sebagai negara yang terletak digaris
khatulistiwa, yang mempunyai daratan yang ditumbuhi hutan belantara yang
luas beserta gunung / pegunungan yang di dalamnya banyak sungai-sungai
mengalirkan air dari hulu ke hilir sampai ke lautan lepas yang terhampar
luas disertai gemuruhnya ombak , dengan penyinaran sinar surya
sepanjang tahun, dengan hembusan angin yang terdapat di seluruh wilayah
Indonesia. Keberadaan wilayah Indonesia yang begitu beragamnya sumber
energi alternatif yang dapat dimanfaatkan, merupakan tantangan bagi kita
untuk melakukan penelitian/ kajian agar memperoleh sumber energi
alternatif yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi yang
terus meningkat. Salah satu sumber energi alternatif yang dapat
dikembangkan adalah PLTA.
PLTA dapat beroperasi
sesuai dengan perancangan sebelumnya, bila mempunyai Daerah Aliran
Sungai (DAS) yang potensial sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan
dalam pengoperasian PLTA tersebut. Pada operasi PLTA tersebut,
perhitungan keadaan air yang masuk pada waduk / dam tempat penampungan
air, beserta besar air yang tersedia dalam waduk / dam dan perhitungan
besar air yang akan dialirkan melalui pintu saluran air untuk
menggerakkan turbin sebagai penggerak sumber listrik tersebut, merupakan
suatu keharusan untuk dimiliki, dengan demikian kontrol terhadap air
yang masuk maupun yang didistribusikan ke pintu saluran air untuk
menggerakkan turbin harus dilakukan dengan baik, sehingga dalam operasi
PLTA tersebut, dapat dijadikan sebagai dasar tindakan pengaturan
efisiensi penggunaan air maupun pengamanan seluruh sistem, sehingga PLTA
tersebut, dapat beroperasi sepanjang tahun, walaupun pada musim kemarau
panjang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah
pembangkit listrik yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari
air untuk menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan
dari ini biasa disebut sebagai hidroelektrik. Bentuk utama dari
pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang dihubungkan ke turbin
yang digerakkan oleh air.
Dalam pembangkitan
listrik tenaga air energi yang banyak digunakan adalah energi potansial.
Sebagai mana menurut ilmu fisika, setiap benda yang berada di atas
permukaan bumi memiliki energi potensial, sehingga kita dapat menyatakan
bahwa rumus dasar PLTA adalah sebagai berikut:
Dengan E = Energi
Potensial
m = Massa
g = Percapatan
Grapitasi
h = Tinggi relatif terhadap permukiaan bumi
Atau bisa juga ditulis:
Dimana dE merupakan energi yang
dibangkitkanoleh elemen masa dm yang melalui jarak h.
Jika
Q didefinisikan sebagai debit air menurut rumus:
Dengan Q = debit air
Dm = elemen massa air
Dt =
elemen waktu
Dari
rumus-rumus di atas maka dapat ditulis:
P = = . h
= Q . g . h
Atau P = g . Q .
h
Bila dihubungkan dengan
efisiensi maka:
Dengan P
= daya
η =
efisiensi
g = Percapatan Grapitasi
Q =
Debit air
h = Tinggi relatif terhadap
permukiaan bumi
Untuk keperluan estimasi pertama secara
kasar, dipergunakan rumus sederhana barikut:
Dengan
P =
Daya
f = Faktor
efisiensi (antara 0,7 dan 0,8)
Q = Debit air
h = Tinggi relatif terhadap permukiaan bumi
Hukum kedua Newton menggambarkan
transfer energi untuk turbin impuls.
Turbin
impuls paling sering digunakan pada aplikasi turbin tekanan sangat
tinggi.
Tenaga yang didapat dari aliran air
adalah,
Dimana
P = Daya
(J/s or watts)
η = Efisiensi turbin
ρ = Massa jenis air (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (9.81 m/s2)
h = Head (m). Untuk air tenang, ada perbedaan berat
antara permukaan masuk dan keluar. Perpindahan
air memerlukan komponen tambahan untuk ditambahkan untuk mendapatkan
aliran energi kinetik. Total head dikalikan tekanan head ditambah
kecepatan head.
i = Aliran rata-rata (m3/s)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Keadaan
Kelistrikan Indonesia
Total pembangkit kelistrikan yang
dimiliki Indonesia saat ini adalah sebesar 25.218 MW, yang terdiri atas
21.769 MW milik PLN dan 3.450 MW milik swasta. Kondisi tersebut sampai
dengan saat ini masih menyisakan banyak persoalan.
Pertama,
rendahnya pertumbuhan penyediaan tenaga listrik yang rata-rata hanya
6%-9% per tahun, sehingga sangat kurang untuk dapat memenuhi permintaan
akan energi listrik nasional. Sejak tahun 2001 terdapat 24 wilayah yang
tersebar hampir di semua propinsi di Indonesia yang masih mengalami
kekurangan pasokan listrik. Berdasarkan data dari Departemen Dalam
Negeri, dari jumlah 66.215 desa di Indonesia baru 79% yang telah
mendapat pasokan listrik dari PLN.
Kedua,
tingkat ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai bahan
pembangkit tenaga listrik. Sebelum tahun 1980 porsi pemakaian BBM
berkisar 77%, pada 1993 54%, dan pada 1997 21%. Tetapi, masih relatif
tingginya pada 2005 melonjak kembali menjadi 37,4%. Dan pada 2006 porsi
penggunaan BBM saja meleset dari target 22% menjadi 32%. Hal ini
menunjukkan ketidakkonsistenan PLN dalam menerapkan kebijakan
diversifikasi bahan bakar. Secara umum penggunaan BBM sebagai bahan
bakar pembangkit listrik tentu akan memberatkan biaya produksi listrik
nasional karena BBM merupakan bahan bakar yang mahal. Kondisi
ini tentu pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kemampuan PLN untuk
menyuplai listrik.
Ketiga, masih
tingginya subsidi listrik, pada 2006 pengeluaran pemerintah untuk
subsidi dan terus meningkatnya mencapai Rp. 32,2 triliun (terutama
diakibatkan kenaikan BBM yang signifikan pada bulan Oktober 2005), jauh
meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang sebesar Rp. 8,85
triliun pada 2005, Rp 3,3 triliun pada 2004 dan Rp 3,36 triliun pada
2003.
Keempat, masih relatif
tingginya tingkat susut jaringan (losses) PLN pada 2006 susut jaringan
di PLN mencapai 11,4%, meleset dari target yang ditetapkan (10,2%).
3.2. PLTA
Banyak jenis pembangkit listrik di dunia ini dari
mulai yang paling sederhana sampai yang paling mutakhir. Sumber
energinya pun macam-macam ada yang menggunakan energi angin, surya, air,
nuklir, gas, bahan bakar minyak, dsb. Nama dari
pembangkit listrik itupun bermacam-macam, ada yang namanya PLTU, PLTG,
PLTS, PLTN, PLTA, dll. PLTU menggunakan energi yang berasal dari angin.
PLTG menggunakan energi yang berasal dari gas, PLTS menggunakan energi
yang berasal dari energi matahari. PLTN menggunakan energi yang berasal
dari reaksi nuklir.
PLTA adalah singkatan
dari Pembangkit Listrik Tenaga Air. PLTA sangat
banyak digunakan di dunia karena ekonomis. Biasanya PLTA dibuat di
daerah pegunungan yang mempunyai banyak sumber air seperti di Jatiluhur
Kab. Purwakarta. Di di Kab Purwakarta ini diberi
nama Waduk Jatiluhur. Waduk jatiluhur mempunyai banyak kegunaan selain
sebagai pembangkit listrik yaitu sebagai sarana pengairan pertanian,
penanggulangan banjir, objek wisata, dll.
Gambar .1. Waduk Jatiluhur
Pembangkit tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan
cara merubah energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi
mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi
energi listrik (dengan bantuan generator). Kapasitas PLTA diseluruh
dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel minyak
atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1
milyar orang.
Gambar 2.
Komponen-komponen PLTA
Komponen
– kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi. Dam
berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin
memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga
berfungsi untuk pengendalian banjir. contoh waduk Jatiluhur yang
berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume efektif sebesar 2,6 miliar
kubik.
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi
mekanik. Air akan memukul sudu – sudu dari turbin sehingga turbin
berputar. Perputaran turbin ini dikopel ke
generator sehningga generator ikut berputar dan menghasilkan listrik.
Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis, Kaplan,
Pelton, dll.
Gambar 3.
Bagian-bagian turbin dan generator
Generator
dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox. Memanfaatkan
perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator
sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC. Dari
generator ini arus AC di alirkan ke trafo transmisi. Trafo transmisi digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik
(AC) agar listrik tidak banyak terbuang saat dialirkan melalui
transmisi. Karena terbukti transmisi lebih ekonomis jika menggunakan
listrik tegangan tinggi. Trafo Transmisi ini yang digunakan adalah trafo
step up. Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke gardu
distribusi. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi
dengan trafo step down di gardu distribusi. Arus
yang keluar dari trafo distribusi adalah sebesar tegangan yang biasa
digunakan di rumah-rumah yaitu sekitar 220 Volt. ini dilakukan karena
tegangan pada Transmisi sangat besar jadi semua alat ruamh tangga pasti
langsung rusak bila diberi tegangan langsung dari Transmisi
Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja
dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang.
Saat ini ada teknologi baru yang dikenal dengan pumped-storage plant.
Pumped-storage plant memiliki dua penampungan yaitu:
· Waduk
Utama (upper reservoir) seperti dam pada PLTA konvensional. Air
dialirkan langsung ke turbin untuk menghasilkan listrik.
· Waduk
cadangan (lower reservoir). Air yang keluar dari turbin ditampung di
lower reservoir sebelum dibuang disungai.
Dengan
cara ini pada saat beban puncak air dalam lower reservoir akan di pompa
ke upper reservoir sehingga cadangan air pada Waduk utama tetap stabil
Contoh waduk
yang ada di Indonesia adalah Waduk Jatiluhur. Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta (±9 km dari pusat Kota
Purwakarta). Bendungan itu dinamakan oleh pemerintah Waduk
Ir. H. Juanda, dengan panorama danau yang luasnya 8.300 ha. Bendungan
ini mulai dibangun sejak tahun 1957 oleh
kontraktor asal Perancis, dapat menampung tidak kurang 3 milyar m3
air Sungai Citarum dan merupakan waduk serbaguna
pertama di Indonesia.
Di dalam Waduk Jatiluhur,
terpasang 6 unit turbin dengan daya terpasang 187 MW dan produksi tenaga
listrik rata-rata 1.000 juta kwh setiap tahun. Selain dari itu,
memiliki fungsi penyediaan air irigasi untuk 242.000 ha sawah (dua kali
tanam setahun), air baku air minum, budi daya perikanan dan pengendali
banjir.
Selain
berfungsi sebagai PLTA
dengan sistem limpasan terbesar di dunia, kawasan Jatiluhur memiliki
banyak fasilitas rekreasi yang memadai, seperi hotel dan bungalow, bar
dan restaurant, lapangan tenis, bilyard, perkemahan, kolam renang, ruang
pertemuan, sarana rekreasi dan olahraga air, playground dan fasilitas
lainnya. Sarana olahraga dan rekreasi air misalnya mendayung, selancar
angin, kapal pesiar, ski air, boating dan lainnya.
Di perairan
Danau Jatiluhur ini juga terdapat budidaya ikan keramba jaring apung,
yang menjadi daya tarik tersendiri. Di waktu siang atau dalam keheningan
malam kita dapat memancing penuh ketenangan sambil menikmati ikan
bakar.
Contoh Kedua Adalah PLTA Besai
yang ada di Bandar Lampung. PLTA Besai adalah salah satu unit pembangkit
di Sektor Pembangkitan Bandar Lampung dengan daya terpasang 2 x 45 MW
3.3. Bagian PLTA
Bagian-bagian PLTA yang
biasanya ada pada sebagian besar PLTA diantaranya adalah sebagai
berikut:
Gambar 4. Bagian-Bagian PLTA
Ket:
1.
Sungai/ bendungan/ tempat
penampungan air
2. Intake
yaitu pintu masuk air dari sunga
3.
Katup pengaman berfungsi
sebagai katup pengatur intake
4.
Headrace tunnel
5. Penstock
6. Surge
tank berfungsi sebagai pengaman tekanan air yang tiba-tiba naik saat katup ditutup
7.
Main Stop Valpe berfungsi
sebagai katup pengatur turbin
8.
Turbin berfungsi mengubah
energi potensial air menjadi energi gerak
9. Generator
berfungsi sebagai penghasil energi listrik dan energi gerak yanh
dihasilkan turbin
10. Main
transformer berfunsi sebagai conventer listrik yang dihasilkan oleh
turbin menjadi listrik yang akan di transmisikan.
11. Transmission
line berfungsi sebagai penyalur energi listrik ke konsumen
Dibawah ini akan
diuraikan beberapa bagian-bagian vital
3.3.1. Sungai/
bendungan/ tempat penampungan air
Air yang menjadi sumber energi dari PLTA menjadi syarat wajib
yang sangat dibutuhkan dan harus ada dengan jumlah yang memadai agar
PLTA bisa membangkitkan listrik sebesar-besarnya.
3.3.2.
Turbin air
Turbin air dikembangkan pada abad
19 dan digunakan secara luas untuk tenaga industri untuk jaringan
listrik. Sekarang lebih umum dipakai untuk generator listrik. Turbin
kini dimanfaatkan secara luas dan merupakan sumber energi yang dapat
diperbaharukan.
Kincir air sudah sejak lama
digunakan untuk tenaga industri. Pada mulanya yang dipertimbangkan
adalah ukuran kincirnya, yang membatasi debit dan head yang dapat
dimanfaatkan.
Perkembangan kincir air menjadi
turbin modern membutuhkan jangka waktu yang cukup lama. Perkembangan
yang dilakukan dalam waktu revolusi industri menggunakan metode dan
prinsip ilmiah. Mereka juga mengembangkan teknologi material dan metode
produksi baru pada saat itu.
Kata
"turbine" ditemukan oleh seorang insinyur Perancis yang bernama Claude
Bourdin pada awal abad 19, yang diambil dari terjemahan bahasa Latin
dari kata "whirling" (putaran) atau "vortex" (pusaran air). Perbedaan
dasar antara turbin air awal dengan kincir air adalah komponen putaran
air yang memberikan energi pada poros yang berputar. Komponen tambahan
ini memungkinkan turbin dapat memberikan daya yang lebih besar dengan
komponen yang lebih kecil. Turbin dapat memanfaatkan air dengan putaran
lebih cepat dan dapat memanfaatkan head yang lebih tinggi. (Untuk
selanjutnya dikembangkan turbin impulse yang tidak membutuhkan putaran
air).
Gambar 5. Turbin Francis
Sebuah sudu turbin Francis yang menghasilkan daya
hampir 1 juta hp. Sedang dipasang pada bendungan Grand Coulee.
Ján Andrej Segner mengembangkan turbin air reaksi
pada pertengahan tahun 1700. turbin ini mempunyai sumbu horizontal dan
merupakan awal mula dari turbin air modern. Turbin ini merupakan mesin
yang simpel yang masih diproduksi saat ini untuk pembangkit tenaga
listrik skala kecil. Segner bekerja dengan Euler dalam membuat teori
matematis awal untuk desain turbin.
Pada
tahun 1820, Jean-Victor Poncelet mengembangkan turbin aliran kedalam.
Pada tahun 1826, Benoit Fourneyon mengembangkan
turbin aliran keluar. Turbin ini sangan efisien (~80%) yang mengalirkan
air melalui saluran dengan sudu lengkung satu dimensi. Saluran keluaran
juga mempunyai lengkungan pengarah.
Pada
tahun 1844, Uriah A. Boyden mengembangkan turbin aliran keluar yang
meningkatkan performa dari turbin Fourneyon. Bentuk sudunya mirip dengan
turbin Francis.
Pada tahun 1849, James B. Francis
meningkatkan efisiensi turbin reaksi aliran kedalam hingga lebih dari
90%. Dia memberikan test yang memuaskan dan mengembangkan metode
engineering untuk desain turbin air. Turbin Francis dinamakan sesuai
dengan namanya, yang merupakan turbin air modern pertama. Turbin ini
masih digunakan secara luas di dunia saat ini.
Turbin air aliran kedalam mempunyai susunan mekanis
yang lebih baik dan semua turbin reaksi modern menggunakan desain ini.
Putaran massa air berputar hingga putaran yang semakin cepat, air
berusaha menambah kecepatan untuk membangkitkan energi. Energi tadi
dibangkitkan pada sudu dengan memanfaatkan berat jatuh air dan
pusarannya. Tekanan air berkurang sampai nol
sampai air keluar melalui sirip turbin dan memberikan energi.
Sekitar tahun 1890, bantalan fluida modern
ditemukan, sekarang umumnya digunakan untuk mendukung pusaran turbin air
yang berat. Hingga tahun 2002, bantalan fluida terlihat mempunyai arti
selama lebih dari 1300 tahun
Sekitar
tahun 1913, Victor Kaplan membuat turbin Kaplan, sebuah tipe mesin
baling-baling. Ini merupakan evolusi dari turbin Francis tetapi
dikembangkan dengan kemampuan sumber air yang mempunyai head kecil.
Pada umumnya semua turbin air hingga akhir abad 19
(termasuk kincir air) merupakan mesin reaksi; tekanan air yang berperan
pada mesin dan menghasilkan kerja. Sebuah turbin reaksi membutuhkan air
yang penuh dalam proses transfer energi.
Pada
tahun 1866, tukang pembuat gilingan di California, Samuel Knight
menemukan sebuah mesin yang mengerjakan tuntas sebuah konsep yang
berbeda jauh. Terinspirasi dari system jet tekanan tinggi yang digunakan
dalam lapangan pengeboran emas hidrolik, Knight mengembangkan ceruk
kincir yang dapat menangkap energi dari semburan jet, yang ditimbulkan
dari energi kinetik air pada sumber yang cukup tinggi (ratusan kaki)
yang dialirkan melalui sebuah pipa saluran. Turbin ini disebut turbin
impulse atau turbin tangensial. Aliran air mendorong ceruk disekeliling
kincir turbin pada kecepatan maksimum dan jatuh keluar sudu dengan tanpa
kecepatan.
Pada tahun 1879, Lester Pelton,
melakukan percobaan dengan kincir Knight, dikembangkanlah desain ceruk
ganda yang membuang air kesamping, menghilangkan beberapa energi yang
hilang pada kincir Knight yang membuang sebagian air kembali melawan
kincir. Sekitar tahun 1895, William Doble mengembangkan ceruk setengah
silinder milik Pelton menjadi ceruk berbentuk bulat memanjang, termasuk
sebuah potongan didalamnya yang memungkinkan semburan untuk membersihkan
masukan ceruk. Turbin ini merupakan bentuk modern dari turbin Pelton
yang saat ini dapat memberikan efisiensi hingga 92%. Pelton telah
memprakarsai desain yang efektif, kemudian Doble mengambil alih
perusahaan Pelton dan tidak mengganti namanya menjadi Doble karena nama
Pelton sudah dikenal.
Turgo dan turbin aliran
silang merupakan desain turbin impulse selanjutnya
Bagian – bagian Turbin:
PLTA Batutegi dengan kapasitas terpasang 2 x 14,3 MW dengan
spesifikasi turbin berikut:
* Type :
Francis
* Putaran : 375 rpm
* Daya Keluar : 14.8 MW
* Head Efektif : 90 M
* Kapasitas Aliran Air : 18,5 m3
Bagian – bagian utama turbin ditunjukkan seperti pada gambar Di
atas
3.3.3.
Generator
Listrik seperti kita ketahui
adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaannya oleh
manusia, di mana listrik dihasilkan dari proses konversi energi sumber
energi primer seperti batu bara, minyak bumi, gas, panas bumi, potensial
air dan energi angin. Sistem pembangkitan listrik yang sudah umum
digunakan adalah mesin generator tegangan AC, di mana penggerak utamanya
bisa berjenis mesin turbin, mesin diesel atau mesin baling-baling.
Generator listrik adalah sebuah alat yang
memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanikal, biasanya dengan
menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai
pembangkit listrik. Walau generator dan motor punya banyak kesamaan,
tapi motor adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Generator mendorong muatan listrik untuk bergerak melalui
sebuah sirkuit listrik eksternal, tapi generator tidak menciptakan
listrik yang sudah ada di dalam kabel lilitannya. Hal ini bisa
dianalogikan dengan sebuah pompa air, yang menciptakan aliran air tapi
tidak menciptakan air di dalamnya. Sumber enegi mekanik bisa berupa
resiprokat maupun turbin mesin uap, air yang jatuh melakui sebuah turbin
maupun kincir air, mesin pembakaran dalam, turbin angin, engkol tangan,
energi surya atau matahari, udara yang dimampatkan, atau apapun sumber
energi mekanik yang lain.
Dalam
pengoperasian pembangkit listrik dengan generator, karena faktor
keandalan dan fluktuasi jumlah beban, maka disediakan dua atau lebih
generator yang dioperasikan dengan tugas terus-menerus, cadangan dan
bergiliran untuk generator-generator tersebut. Penyediaan generator
tunggal untuk pengoperasian terus menerus adalah suatu hal yang riskan,
kecuali bila bergilir dengan sumber PLN atau peralatan UPS.
Untuk memenuhi peningkatan beban listrik maka
generator-generator tersebut dioperasikan secara paralel antar generator
atau paralel generator dengan sumber pasokan lain yang lebih besar
misalnya dari PLN.Sehingga diperlukan pula alat pembagi beban listrik
untuk mencegah adanya sumber tenaga listrik terutama generator yang
bekerja paralel mengalami beban lebih mendahului yang lainnya.
3.3.3.1. Operasi Generator Secara Paralel
Pasokan listrik ke beban dimulai
dengan menghidupkan satu generator, kemudian secara sedikit demi sedikit
beban dimasukkan sampai dengan kemampuan generator tersebut,
selanjutnya menghidupkan lagi generator berikutnya dan memparalelkan
dengan generator pertama untuk memikul beban yang lebih besar lagi. Saat
generator kedua diparalelkan dengan generator pertama yang sudah
memikul beban diharapkan terjadinya pembagian beban yang semula
ditanggung generator pertama, sehingga terjadi kerjasama yang
meringankan sebelum beban-beban selanjutnya dimasukkan. Seberapa besar
pembagian beban yang ditanggung oleh masing-masing generator yang
bekerja paralel akan tergantung jumlah masukan bahan bakar dan udara
untuk pembakaran mesin diesel, bila mesin penggerak utamanya diesel atau
bila mesin-mesin penggeraknya lain maka tergantung dari jumlah (debit)
air ke turbin air, jumlah (entalpi) uap/gas ke turbin uap/gas atau debit
aliran udara ke mesin baling-baling.Jumlah masukan bahan bakar/ udara,
uap air/ gas atau aliran udara ini diatur oleh peralatan atau katup yang
digerakkan governor yang menerima sinyal dari perubahan frekuensi
listrik yang stabil pada 50Hz,yang ekivalen dengan perubahan putaran
(rpm) mesin penggerak utama generator listrik. Bila beban listrik naik
maka frekuensi akan turun, sehingga governor harus memperbesar masukan (
bahan bakar/udara, air, uap/gas atau aliran udara) ke mesin penggerak
utama untuk menaikkan frekuensinya sampai dengan frekuensi listrik
kembali ke normalnya. Sebaliknya bila beban turun, governor mesin-mesin
pembangkit harus mengurangi masukan bahan bakar/udara, air, uap air/gas
atau aliran udara ke mesin-mesin penggerak sehingga putarannya turun
sampai putaran normalnya atau frekuensinya kembali normal pada 50 Hz.
Bila tidak ada governor maka mesin-mesin penggerak utama generator akan
mengalami overspeed bila beban turun mendadak atau akan mengalami
overload bila beban listrik naik.
3.3.3.2.
Prinsip Alat Pembagi Beban Generator
Governor beroperasi pada mesin penggerak sehingga
generator menghasilkan keluaran arus yang dapat diatur dari 0 % sampai
dengan 100% kemampuannya. Jadi masukan ke mesin penggerak sebanding
dengan keluaran arus generatornya atau dengan kata lain pengaturan
governor 0 % sampai dengan 100 % sebanding dengan arus generator 0%
sampai dengan 100 % pada tegangan dan frekuensi yang konstan.Governor
bekerja secara hidrolik/mekanis, sedangkan sinyal masukan dari keluaran
arus generator berupa elektris, sehingga masukan ini perlu diubah ke
mekanis dengan menggunakan elektric actuator untuk menggerakkan motor
listrik yang menghasilkan gerakan mekanis yang diperlukan oleh governor.
Pada beberapa generator yang beroperasi paralel, setelah sebelumnya
disamakan tegangan, frekuensi, beda phasa dan urutan phasanya, perubahan
beban listrik tidak akan dirasakan oleh masing-masing generator pada
besaran tegangan dan frekuensinya selama beban masih dibawah kapasitas
total paralelnya, sehingga tegangan dan frekuensi ini tidak digunakan
sebagai sumber sinyal bagi governor.
Untuk itu digunakan arus keluaran dari masing-masing
generator sebagai sumber sinyal pembagian beban sistem paralel
generator-generator tersebut.Saat diparalelkan pembagian beban generator
belum seimbang/sebanding dengan kemampuan masing-masing generator. Alat
pembagi beban generator dipasangkan pada masing-masing rangkaian
keluaran generator, dan masing-masing alat pembagi beban tersebut
dihubungkan secara paralel satu dengan berikutnya dengan kabel untuk
menjumlahkan sinyal arus keluaran masing-masing generator dan
menjumlahkan sinyal kemampuan arus masing-masing generator.
Arus keluaran generator yang
dideteksi oleh alat pembagi beban akan merupakan petunjuk posisi
governor berapa % , atau arus yang lewat berapa % dari kemampuan
generator. Hasil bagi dari penjumlahan arus yang dideteksi alat-alat
pembagi beban dengan jumlah arus kemampuan generator -generator yang
beroperasi paralel dikalikan 100 (%) merupakan nilai posisi governor
yang harus dicapai oleh setiap mesin penggerak utama sehingga
menghasilkan keluaran arus yang proprosional dan sesuai dengan kemampuan
masing-masing generator.
Bila
ukuran generator sama maka jumlah arus yang dideteksi oleh masing-masing
alat pembagi beban dibagi jumlah generator merupakan arus beban yang
harus dihasilkan oleh generator setelah governornya diubah oleh electric
actuator yang menerima sinyal dari alat pembagi beban sesaat setelah
generator diparalelkan .
3.3.3.3.
Instalasi Teknis
Dalam
prakteknya alat pembagi beban generator dipasang dengan bantuan
komponen-komponen seperti berikut : trafo arus, trafo tegangan (sebagai
pencatu daya), electric actuator, potensiometer pengatur kecepatan dan
saklar-saklar bantu.
Trafo
arus berfungsi sebagai transducer arus keluaran generator sampai dengan
sebesar arus sinyal yang sesuai untuk alat pembagi beban generator
(biasanya maksimum 5 A atau = 100 % kemampuan maksimum generator)
Trafo tegangan berfungsi sebagai
sumber daya bagi alat pembagi beban, umumnya dengan tegangan 110 V AC,
50 Hz; dibantu adapter untuk keperluan tegangan DC.
Electric actuator merupakan
peralatan yang menerima sinyal dari alat pembagi beban sehingga mampu
menggerakkan motor DC di governor sampai dengan arus keluaran generator
mencapai yang diharapkan.
Potensiometer
pengatur kecepatan adalah alat utama untuk mengatur frekuensi dan
tegangan saat generator akan diparalelkan atau dalam proses
sinkronisasi. Tegangan umumnya sudah diatur oleh AVR, sehingga naik
turunnya tegangan hanya dipengaruhi oleh kecepatan putaran mesin
penggerak. Setelah generator dioperasikan paralelkan atau sudah sinkron
dengan yang telah beroperasi kemudian menutup Mccb generator, fungsi
potensiometer pengatur kecepatan ini diambil alih oleh alat pembagi
beban generator. Untuk lebih akuratnya pengaturan kecepatan dalam proses
sinkronisasi secara manual, biasanya terdapat potensiometer pengatur
halus dan potensiometer pengatur kasar.
Pada sistem kontrol otomatis pemaralelan generator
dapat dilakukan oleh SPM (modul pemaralel generator) dengan mengatur
tegangan dan frekuensi keluaran dari generator, kemudian mencocokan
dengan tegangan dan frekuensi sistem yang sudah bekerja secara otomatis,
setelah cocok memberikan sinyal penutupan ke Mccb generator sehingga
bergabung dalam operasi paralel. Untuk mencocokkan tegangan dan
frekuensi dapat dilihat dalam satu panel sinkron yang digunakan bersama
untuk beberapa generator dimana masing-masing panel generator mempunyai
saklar sinkron disamping SPM-nya.
Cara penggunaan alat pembagi beban generator dalam
suatu sistem kontrol tenaga generator adalah mengontrol
mesin penggerak dan managemen beban.(file power generation control).f.
Saklar-saklar bantu pada alat pembagi beban generator berfungsi sebagai
alat manual proses pembagian (pelepasan & pengambilan) beban oleh
suatu generator yang beroperasi dalam sistem paralel. Misalnya *saklar 1
ditutup untuk meminimumkan bahan bakar diesel yang berarti melepaskan
beban.* Saklar 3 ditutup untuk menuju pada kecepatan kelasnya (rated
speed) yang berarti pengambilan beban dari generator yang perlu
diringankan beban listriknya.Setelah generator beroperasi secara
paralel, generator-generator dengan alat pembagi bebannya selalu
merespon secara aktif segala tindakan penaikan atau penurunan beban
listrik, sehingga masing-masing generator menanggung beban dengan
prosentasi yang sama diukur dari kemampuan masing-masing
BAB IV
KESIMPULAN
Keadaaan
kelistrikan Indonesia dan dunia saat ini sedang mengalami keterpurukan.
kondisi ini diperparah dengan sumber migas yang menjadi sumber energi
listrik yang banyak digunakan di dunia yang makin menipis. Karena itulah
saat ini sangat diperlukan sumber energi lastrik yang baru dan
terbarukan salah satunya adalah dengan penggunaan PLTA.
Selain ramah lingkungan dan lebih aman dari
pembangkit lain PLTA juga menggunakan sumber energi yang dapat
diperbaharui sehingga PLTA menjadi salah satu pembangkit paling banyak
digunakan di dunia khususnya indonesia.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1.
Kadir, Abdul. “ENERGI sumber
daya,inovasi tenaga listrik dan potensi ekonomi”. Edisi kedua. UI Pers.
Jakarta. 1989
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Generator_listrik.
Di akses pada tanggal : 17/11/2008.
3.
http://mohabi.wordpress.com/2008/01/13/generator-listrik/.
Di akses pada tanggal : 17/11/2008.
4.
http://pinginpintar.com/?p=65.
Di akses pada tanggal : 17/11/2008.
5.
http://rafflesia.wwf.or.id/library/admin/attachment/clips/2006-08-02-006-00C4-001-04-0904.pdf.
Di akses pada tanggal : 17/11/2008.
6.
http://jurnal.bl.ac.id/wp-content/uploads/2007/01/TELTRON-v3-n1-artikel5-april2006.pdf.
Di akses pada tanggal : 17/11/2008.
7.
http://www.patria.or.id/downloads/LBDjuara1.pdf.
Di akses pada tanggal : 17/11/2008.
8.
http://pt-inco.co.id/pdf/PReleaseQ42005_INDONESIA.pdf.
Di akses pada tanggal : 17/11/2008.
9.
http://www.bni.co.id/Portals/0/Document/PERMASALAHAN%20DAN%20PROSPEK%20LISTRIK%20NASIONAL.pdf.
Di akses pada tanggal : 17/11/2008.
10. http://www.pelangi.or.id/publikasi/2002/Listrik.pdf.
Di akses pada tanggal : 17/11/2008.
11. http://www.pu.go.id/Publik/IND/Produk/Seminar/Kolokium2005/Kolokium2005_
05.pdf. Di akses pada tanggal : 17/11/2008.
12. http://118.98.163.244/materi/teknik_pelayaran_perkapalan/pelayaran/teknika_perikanan_laut/pengoperasian_instalasi_listrik_pada_kapal_perikanan.pdf.
Di akses pada tanggal : 17/11/2008.
sumber : http://the-idiot-student.blogspot.com/2009/06/v-behaviorurldefaultvml-o.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar