TEKNIK NUKLIR
Teknik nuklir adalah penerapan
praktis bidang ilmu inti atom yang disarikan dari prinsip-prinsip fisika nuklir
dan interaksi antara radiasi dan material. Bidang keteknikan ini mencakup
perancangan, pengembangan, percobaan, operasi dan perawatan sistem dan komponen
fissi nuklir, khususnya reaktor nuklir, PLTN dan/atau senjata nuklir. Bidang
ini juga dapat mencakup studi tentang fissi nuklir, aplikasi radiasi pada
kedokteran nuklir, keselamatan nulir, perpindahan panas, teknologi pengelolaan
bahan bakar nuklir, proliferasi nuklir, dan efek limbah radioaktif atau
radioaktivitas lingkungan.
Saat ini di Indonesia hanya ada
satu program studi Teknik Nuklir, yaitu Program Studi Teknik Nuklir, Jurusan
Teknik Fisika - Universitas Gadjah Mada (UGM). Sedangkan dari Badan Tenaga
Nuklir Nasional (BATAN) sendiri mempunyai pendidikan nuklir juga. Namanya
adalah STTN (Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir). Kedua lembaga pendidikan
tersebut berada di Yogyakarta.
Lapangan Kerja Jurusan Teknik
Nuklir:
* Peneliti di BATAN, BPPT, LIPI, Pertamina,
dll
* Dosen
Bidang Minat :
* Aplikasi teknologi nuklir untuk bidang
kedokteran, industry makanan, industry logam, pertanian, perminyakan dan
lingkungan.
* Teknologi reactor nuklir & PLTN
Kemampuan Penunjang :
* Fisika
* Kimia
Teknik Nuklir mempelajari tentang
fisika inti terutama pada masalah radioaktifitas dan penggunaan radiasi nuklir
untuk bidang pertanian, kedokteran, lingkungan, industry, dan reactor nuklir.
Sejarah Teknik Nuklir UGM
Jurusan Teknik Nuklir UGM berdiri
pada tanggal 29 Agustus 1977 sebagai bagian dari kerjasama Badan Tenaga Atom
Nasional (sekarang Badan Tenaga Nuklir Nasional) BATAN dengan Universitas
Gadjah Mada (UGM) yang terjalin sejak Kerja Sama Induk pada tanggal 5 November
1974 yang kemudian diperpanjang pada tanggal 22 Februari 1978. Kerja sama ini
dicatat dalam beberapa Naskah Pengaturan Kerjasama antara Fakultas Teknik UGM
dengan Pusat Penelitian Bahan Murni dan Instrumentasi (PPBMI) BATAN Yogyakarta
dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (pusdiklat) BATAN di Jakarta.
Dua tokoh penting yang menjadi
kunci berdirinya Jurusan Teknik Nuklir adalah Ir. Soetojo Tjokrodihardjo, Dekan
Fakultas Teknik UGM saat itu dan Prof. Ahmad Baiquni, M.Sc.,Ph.D, Dirjen BATAN
saat itu. Jurusan Teknik Nuklir UGM diharapkan mampu menjadi lumbung sumber
daya manusia Indonesia di dalam pengembangan Teknologi Nuklir, terutama
menyokong pendirian PLTN pertama di Indonesia.
Pada awal berdirinya Jurusan
Teknik Nuklir UGM menyelenggarakan pendidikan hanya pada tingkat sarjana selama
empat semester dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa baru yang
mempunyai ijazah Sarjana Muda Teknik Kimia, Teknik Mesin, Teknik Elektro,
Fisika dan Kimia, di samping mahasiswa tugas belajar dari beberapa instansi.
Bersama dengan Jurusan Teknik
Kimia, Teknik Geodesi dan KPTU Fakultas Teknik UGM, Jurusan Teknik Nuklir
bertempat di Sekip, gedung yang digunakan untuk diploma Teknik Mesin dan
Elektro saat ini. Baru pada akhir tahun 1992, Jurusan Teknik Nuklir bergabung di
Grafika.
Pendidikan Teknik Nuklir program
Strata-1 (S-1) resmi diselenggarakan mulai tahun akademik 1981/1982 dan program
lama ditutup pada semester ganjil tahun akademik 1984/1985. Jurusan Teknik
Nuklir menambah sebuah program studi lagi yaitu Fisika Teknik sejak tahun
ajaran 1998/1999. Pada tanggal 25 Juni 2001, Jurusan Teknik Nuklir berganti
nama menjadi Jurusan Teknik Fisika dan mempunyai dua buah program studi yaitu
Program Studi Teknik Nuklir dan Fisika Teknik.
Berdasarkan SK Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi No. 023/BAN-PT/Ak-XI/S1/IX/2008, Program Studi Teknik
Nuklir mendapat peringkat A berlaku sampai dengan 19-9-2013.
Sejarah Teknik Nuklir STTN (SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR)
Sekolah
Tinggi Teknologi Nuklir berdasarkan Surat Keputusan MENDIKNAS No.:
1013/D/T/2001 tanggal 15 Maret 2001 memiliki 2 jurusan dengan 3 Program Studi,
yaitu:
Bidang Teknofisika adalah bidang
ilmu yang secara umum mengamati fenomena fisis alam, mempelajari hubungan
sebab-akibat, menurunkan formula matematik, mengimplementasikannya dalam
bentuk alat (tool), alat ukur (instrument), process (reactor), perkakas
(equipment), bahkan sebuah sistem lengkap atau plant. Dalam bukunya Sears &
Zeamnsky, fisika disebut juga ”science of measurement”, karena pengamatan
fenomena alam tersebut mengharuskan penjabaran dalam bentuk pengukuran
besaran-besaran fisis yang terlibat dalam fenomena alam tersebut. Oleh karena
itu, bidang ilmu fisika ini banyak dikembangkan untuk mendukung pengembangan
alat ukur disamping pengembangan proses atau plant.
Teknofisika Nuklir lebih
mengkhususkan pada pengamatan proses berkaitan dengan reaksi nuklir serta
radiasinya dan pengukuran besaran-besaran fisisnya dalam rangka monitoring dan
pengendalian proses tersebut sehingga pemanfaatan proses dan energi nuklir
berlangsung secara terukur, terkendali serta aman terhadap pekerja, fasilitas
dan lingkungan. Untuk itu perlu dikembangkan bidang ilmu fisika terapan yang
secara khusus mempelajari bagaimana proses nuklir tersebut berlangsung, serta
mengukur dan mengendalikannya.
Ruang lingkup atau bidang kerja
sarjana teknokimia adalah penelitian proses, pengembangan proses, rekayasa proses dan analisis ekonomi, proyek keteknikan, teknik
konstruksi, teknik operasi dan teknik pemasaran hasil (dari
Harper, J.I., 1954, “Chemical Engineering in Practice)
Tujuan
Pendidikan
Program Diploma IV Teknokimia STTN bertujuan untuk:
1.
|
Mendidik dan memberi bekal kemampuan keilmuan
dalam bidang proses kimia yang menerapkan teknologi nuklir (teknokimia
nuklir) dan digunakan oleh industri kimia bahan nuklir (instalasi nuklir).
|
|
2.
|
Meningkatkan
kemampuan/ketrampilan dalam mengerjakan tugas-tugas bidang teknokimia di
lembaga penelitian dan industri, meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi data.
|
|
3.
|
Meningkatkan
ketrampilan berfikir dalam bidang Teknokimia Nuklir yang meliputi pemilihan
dan pengembangan proses, scale up, serta pemilihan dan perawatan peralatan proses
|
|
4.
|
Meningkatkan
kemampuan untuk menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
|
|
5.
|
Meningkatkan
kemampuan berkomunikasi secara efektif.
|
|
6.
|
Mengembangkan
sikap dan kebiasaan-kebiasaan sebagai berikut :
|
|
1.
|
Bekerja
secara efisien dan efektif;
|
|
2.
|
Bekerja
sesuai prosedur yang benar, memperhatikan keselamatan diri dan lingkungan;
|
|
3.
|
Keingintahuan
(curiousity) informasi, spesifikasi, metode, dan hasil;
|
|
4.
|
Bertanggung jawab untuk memperoleh hasil yang
bermanfaat;
|
|
5.
|
Bekerja
sama untuk tujuan dan hasil yang lebih baik dan benar;
|
|
6.
|
Eksperimen adalah arbiter yang terakhir;
|
|
7.
|
Menjunjung
tinggi etika profesi dan moral.
|
Ini adalah sekilas tentang
Jurusan Teknik Nuklir yang ada di indonesia yang saya ketahui.
Informasi ini saya dapat dari
Profil UGM dan STTN.
Terima Kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar