Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Selasa, 13 Maret 2012

Jurusan TEKNIK NUKLIR


TEKNIK NUKLIR
Teknik nuklir adalah penerapan praktis bidang ilmu inti atom yang disarikan dari prinsip-prinsip fisika nuklir dan interaksi antara radiasi dan material. Bidang keteknikan ini mencakup perancangan, pengembangan, percobaan, operasi dan perawatan sistem dan komponen fissi nuklir, khususnya reaktor nuklir, PLTN dan/atau senjata nuklir. Bidang ini juga dapat mencakup studi tentang fissi nuklir, aplikasi radiasi pada kedokteran nuklir, keselamatan nulir, perpindahan panas, teknologi pengelolaan bahan bakar nuklir, proliferasi nuklir, dan efek limbah radioaktif atau radioaktivitas lingkungan.
Saat ini di Indonesia hanya ada satu program studi Teknik Nuklir, yaitu Program Studi Teknik Nuklir, Jurusan Teknik Fisika - Universitas Gadjah Mada (UGM). Sedangkan dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sendiri mempunyai pendidikan nuklir juga. Namanya adalah STTN (Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir). Kedua lembaga pendidikan tersebut berada di Yogyakarta.

Lapangan Kerja Jurusan Teknik Nuklir:
    * Peneliti di BATAN, BPPT, LIPI, Pertamina, dll
    * Dosen
Bidang Minat :
    * Aplikasi teknologi nuklir untuk bidang kedokteran, industry makanan, industry logam, pertanian, perminyakan dan lingkungan.
    * Teknologi reactor nuklir & PLTN
Kemampuan Penunjang :
    * Fisika
    * Kimia
Teknik Nuklir mempelajari tentang fisika inti terutama pada masalah radioaktifitas dan penggunaan radiasi nuklir untuk bidang pertanian, kedokteran, lingkungan, industry, dan reactor nuklir.

Sejarah Teknik Nuklir UGM
Jurusan Teknik Nuklir UGM berdiri pada tanggal 29 Agustus 1977 sebagai bagian dari kerjasama Badan Tenaga Atom Nasional (sekarang Badan Tenaga Nuklir Nasional) BATAN dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terjalin sejak Kerja Sama Induk pada tanggal 5 November 1974 yang kemudian diperpanjang pada tanggal 22 Februari 1978. Kerja sama ini dicatat dalam beberapa Naskah Pengaturan Kerjasama antara Fakultas Teknik UGM dengan Pusat Penelitian Bahan Murni dan Instrumentasi (PPBMI) BATAN Yogyakarta dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (pusdiklat) BATAN di Jakarta.
Dua tokoh penting yang menjadi kunci berdirinya Jurusan Teknik Nuklir adalah Ir. Soetojo Tjokrodihardjo, Dekan Fakultas Teknik UGM saat itu dan Prof. Ahmad Baiquni, M.Sc.,Ph.D, Dirjen BATAN saat itu. Jurusan Teknik Nuklir UGM diharapkan mampu menjadi lumbung sumber daya manusia Indonesia di dalam pengembangan Teknologi Nuklir, terutama menyokong pendirian PLTN pertama di Indonesia.
Pada awal berdirinya Jurusan Teknik Nuklir UGM menyelenggarakan pendidikan hanya pada tingkat sarjana selama empat semester dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa baru yang mempunyai ijazah Sarjana Muda Teknik Kimia, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Fisika dan Kimia, di samping mahasiswa tugas belajar dari beberapa instansi.
Bersama dengan Jurusan Teknik Kimia, Teknik Geodesi dan KPTU Fakultas Teknik UGM, Jurusan Teknik Nuklir bertempat di Sekip, gedung yang digunakan untuk diploma Teknik Mesin dan Elektro saat ini. Baru pada akhir tahun 1992, Jurusan Teknik Nuklir bergabung di Grafika.
Pendidikan Teknik Nuklir program Strata-1 (S-1) resmi diselenggarakan mulai tahun akademik 1981/1982 dan program lama ditutup pada semester ganjil tahun akademik 1984/1985. Jurusan Teknik Nuklir menambah sebuah program studi lagi yaitu Fisika Teknik sejak tahun ajaran 1998/1999. Pada tanggal 25 Juni 2001, Jurusan Teknik Nuklir berganti nama menjadi Jurusan Teknik Fisika dan mempunyai dua buah program studi yaitu Program Studi Teknik Nuklir dan Fisika Teknik.
Berdasarkan SK Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi No. 023/BAN-PT/Ak-XI/S1/IX/2008, Program Studi Teknik Nuklir mendapat peringkat A berlaku sampai dengan 19-9-2013.

Sejarah Teknik Nuklir STTN (SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR)
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir berdasarkan Surat Keputusan MENDIKNAS No.: 1013/D/T/2001 tanggal 15 Maret 2001 memiliki 2 jurusan dengan 3 Program Studi, yaitu:

Bidang Teknofisika adalah bidang ilmu yang secara umum mengamati fenomena fisis alam, mempelajari hubungan sebab-akibat, menurunkan formula matematik, mengimplementasikannya dalam bentuk  alat (tool), alat ukur (instrument), process (reactor), perkakas (equipment), bahkan sebuah sistem lengkap atau plant. Dalam bukunya Sears & Zeamnsky, fisika disebut juga ”science of measurement”, karena pengamatan fenomena alam tersebut mengharuskan penjabaran dalam bentuk pengukuran besaran-besaran fisis yang terlibat dalam fenomena alam tersebut. Oleh karena itu, bidang ilmu fisika ini banyak dikembangkan untuk mendukung pengembangan alat ukur disamping pengembangan proses atau plant.
Teknofisika Nuklir lebih mengkhususkan pada pengamatan proses berkaitan dengan reaksi nuklir serta radiasinya dan pengukuran besaran-besaran fisisnya dalam rangka monitoring dan pengendalian proses tersebut sehingga pemanfaatan proses dan energi nuklir berlangsung secara terukur, terkendali serta aman terhadap pekerja, fasilitas dan lingkungan. Untuk itu perlu dikembangkan bidang ilmu fisika terapan yang secara khusus mempelajari bagaimana proses nuklir tersebut berlangsung, serta mengukur dan mengendalikannya.


Ruang lingkup atau bidang kerja sarjana teknokimia adalah penelitian proses, pengembangan proses, rekayasa proses dan analisis ekonomi, proyek keteknikan, teknik konstruksi, teknik operasi dan teknik pemasaran hasil (dari Harper, J.I., 1954, “Chemical Engineering in Practice)
Tujuan
Pendidikan Program Diploma IV Teknokimia STTN bertujuan untuk:
 1.
Mendidik dan memberi bekal  kemampuan keilmuan dalam bidang proses kimia yang menerapkan teknologi nuklir  (teknokimia nuklir) dan digunakan oleh industri kimia bahan nuklir (instalasi nuklir). 
 2.
Meningkatkan kemampuan/ketrampilan dalam mengerjakan tugas-tugas bidang teknokimia di lembaga penelitian dan industri, meliputi  perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi data. 
 3.
Meningkatkan ketrampilan berfikir dalam bidang Teknokimia Nuklir yang meliputi pemilihan dan pengembangan proses, scale up, serta pemilihan dan perawatan peralatan proses  
 4.
Meningkatkan kemampuan untuk menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan  dan teknologi. 
 5.
Meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara efektif. 
 6.
Mengembangkan sikap dan kebiasaan-kebiasaan sebagai berikut :

 1.
Bekerja secara efisien dan efektif; 

 2.
Bekerja sesuai prosedur yang benar, memperhatikan keselamatan diri dan lingkungan; 

 3.
Keingintahuan (curiousity) informasi, spesifikasi, metode, dan hasil;

 4.
Bertanggung jawab untuk memperoleh hasil yang bermanfaat; 

 5.
Bekerja sama untuk tujuan dan hasil yang lebih baik dan benar; 

 6.
Eksperimen adalah arbiter yang terakhir; 

 7.
Menjunjung tinggi etika profesi dan moral. 


Ini adalah sekilas tentang Jurusan Teknik Nuklir yang ada di indonesia yang saya ketahui.
Informasi ini saya dapat dari Profil UGM dan STTN.
Terima Kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar